Seputar Kesehatan dan Keperawatan by Nanda Deka Pratama. Powered by Blogger.

TEORI KEBUTUAN DASAR MANUSIA

Teori Kebutuhan Dasar Manusia


Konsep keperawatan Orem mendasari peran perawat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien untuk mencapai kemandirian dan kesehatan yang optimal. Salah satu teori orem ialah self care deficit, Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan- keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya. Perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat ketergantungan; yaitu ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang dalam bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri. Sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan mengalami penurunan/defisit perawatan diri.

Setiap makhluk hidup mempunyai kebutuhan, tidak terkecuali manusia. Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam. Namun, pada hakikatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Kebutuhan tersebut bersifat manusiawi dan menjadi syarat untuk keberlangsungan hidup manusia. Siapapun orangnya pasti memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar (Asmadi, 2008).

Kegagalan pemenuhan kebutuhan dasar menimbulkan kondisi yang tidak seimbang, sehingga diperlukan bantuan terhadap pemenuhannya kebutuhan dasar tersebut. Disinilah pentingnya peranan perawat sebagai profesi kesehatan dimana salah satu tujuan pelayananan keperawatan adalah membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Jenis-jenis kebutuhan dasar manusia yang menjadi lingkup pelayanan keperawatan bersifat holistik yang mencakup kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual (Asmadi , 2008).

Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena terdapat perbedaan budaya, maka kebutuhan tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan bergerak untuk berusaha mendapatkannya (Hidayat, 2000).

Dalam pemenuhan kebutuhan dasar, dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terjadi pada seseorang sehingga kebutuhan dasarnya terpenuhi atau tidak terpenuhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan dasar adalah sebagai berikut :
1.    Penyakit. adanya penyakit didalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan kebutuhan, baik secra fisiologis maupun psikologis, karena beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
2.    Hubungan Keluarga. Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga, dan lain- lain.
3.    Konsep diri. Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan(wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan positif terhadap diri. Orang yang merasa positif terhadap dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat, sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.
4.    Tahap Perkembangan. Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual mengingat berbagai fungsi organ tubuh juga mengalami proses kematangan dengan aktivitas yang berbeda.

Manusia mempunyai kebutuhan dasar (kebutuhan pokok) untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Walaupun setiap individu mempunyai karakteristik yang unik, kebutuhan dasarnya sama. Perbedaannya hanya dalam pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankkan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori hierarki kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter & Patricia, 1997).

Teori Maslow
Menurut Maslow pemenuhan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan (motivasi) yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi pertumbuhan atau perkembangan (growth motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada. Misalnya, lapar akan mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi; haus untuk memenuhi kekurangan cairan dan elektrolit tubuh; sesak nafas untuk memenuhi kekurangan memenuhi oksigen di tubuh; takut dan cemas merupakan kebutuhan untuk memenuhi kekurangan rasa aman; dan sebagainya. (Asmadi, 2008).

Kebutuhan Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.
Lima kebutuhan dasar manusia menurut Maslow, diambil dari Asmadi (2008) sebagai berikut :

1. Kebutuhan Fisiologi (Phisiological Needs)
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan primer dan mutlak harus dipenuhi untuk memelihara homeostatis biologis dan kelangsungan kehidupan bagi tiap manusia. Kebutuhan ini merupakan syarat dasar apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi kebutuhan lainnya.

Perawat membantu pasien pada setiap tingkat umur untuk memenuhi kebutuhan fisiologis mereka. Pemenuhan kebutuhan fisiologis bersifat lebih mendesak untuk didahulukan daripada kebutuhan-kebutuhan lain yang ada pada tingkat yang lebih tinggi. Kebutuhan fisiologis meliputi : oksigen, cairan, nutrisi, eliminasi, istirahat, tidur, terbebas dari rasa nyeri, pengaturan suhu tubuh, seksual, dan lain sebagainya. Apabila kebutuhan fisiologis ini sudah terpenuhi, maka seseorang akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebih tinggi dan begitu seterusnya. Dominasi kebutuhan fisiologi ini relatif lebih tinggi dibanding dengan kebutuhan lain dan dengan demikian muncul kebutuhan-kebutuhan lain.

2. Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan (Self Security Needs)
Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari berbagai bahaya yang mengancam, baik terhadap fisik maupun psikososial. Ancaman terhadap keselamatan dan keamanan fisik seseorang dapat dikategorikan ke dalam ancaman mekanik, kimia, termal dan bakteri.

Kebutuhan keselamatan dan keamanaan berkenaan dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keselamatan dan keamanan dalam konteks secara fisiologis berhubungan dengan sesuatu yang mengancam tubuh seseorang dan kehidupannya. Ancaman bisa nyata atau hanya imajinasi, misalnya penyakit, nyeri, cemas, dan lain sebagainya.

3. Kebutuhan Mencintai dan Dicintai (Love ad Belongingness Needs)
Kebutuhan cinta adalah kebutuhan dasar yang menggambarkan emosi seseorang. Kebutuhan ini merupakan suatu dorongan dimana seseorang berkeinginan untuk menjalin hubungan yang bermakna secara efektif atau hubungan emosional dengan orang lain. Dorongan ini akan makin menekan seseorang sedemikian rupa, sehingga ia akan berupaya semaksimal mungkin untuk mendorongkan pemenuhan kebutuhan akan cinta kasih dan perasaan memiliki.

4. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem Needs)
Harga diri adalah penilaian individu mengenai nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri (Stuart & Sundeen, 1998). Menurut hierarki kebutuhan dasar manusia, seseorang dapat mencapai kebutuhan harga diri bila kebutuhan terhadap mencinta dan dicintai telah terpenuhi. Terpenuhinya kebutuhan harga diri seseorang tampak dari sikap penghargaan diri.

5. Kebutuhan Aktualisasi diri (Self Actualization Needs)
Kebutuhan aktualisasi diri adalah tingkatan kebutuhan yang paling tinggi menurut Maslow dan Kalish. Oleh karenanya untuk mencapai tingkat kebutuhan aktualisasi diri ini banyak hambatan yang menghalanginya. Secara umum hambatan tersebut terbagi dua yakni internal dan eksternal. Hambatan internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri seseorang. Seperti ketidaktahuan akan potensi diri serta perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensial diri, sehingga potensinya terus terpendam. Berdasarkan teori maslow mengenai aktualisasi diri, terdapat asumsi dasar bahwa manusia pada hakikatnya memiliki nilai intrinstik berupa kebaikan. Dari sinilah manusia memiliki peluang untuk mengembangkan dirinya.

Apabila dikaji berdasarkan konsep manusia dalam perspektif keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk holistik, maka hierarki kebutuhan dasar manusia tidak cukup ada lima, tetapi enam. Dalam perspektif keperawatan tersebut, kebutuhan dasar yang keenam ini dapat dikategorikan ke dalam aspek spiritual pada konsep manusia. Hierarki kebutuhan dasar yang keenam adalah kebutuhan akan transendental diri dimana seseorang memerlukan adanya kedekatan dengan Tuhan.

Kebutuhan transendental diri ini merupakan puncak kesadaran eksistensi manusia dimana secara fitrah manusia menyadari akan adanya tuhan dan memerlukan pertolongan-Nya. Dengan demikian, individu yang telah mencapai level ini mengalami keseimbangan hidup dimana hidup bukan hanya sekedar pemenuhan jasmani semata, tetapi unsur rohanipun terpenuhi (Asmadi, 2008).

Beberapa ahli lain sepertin viriginia Henderson dan Watson memiliki penjelasan lain mengenai kebutuhan dasar manusia. Virginia handerson (Potter & Perry) membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam 14 komponen berikut :
1. Bernapas dengan normal.
2. Makan dan minum yang cukup.
3. Eliminasi.
4. Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang tepat.
7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal dengan menyesuaikan pakaian yang dikenankan dan memodifikasi lingkungan.
8. Menjaga kebersihan dari dan penampilan.
9. Menghindari bahaya dan lingkungan dan menghindari membahayakan orang lain. Universitas Sumatera Utara
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran, dan opini.
11. Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan.
12. Bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai kebutuhan hidup.
13. Bermain atau berpartisipasi dalam berbagai untuk rekreasi.
14. Belajar, menemukan, atau memuaskan rasa ingin tahu yang mengarahkan pada perkembangan yang normal, kesehatan, dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia.

Terima kasih, semoga bermanfaat.

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

Silakan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini, terima kasih.