Seputar Kesehatan dan Keperawatan by Nanda Deka Pratama. Powered by Blogger.

KONSEP TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA



REMAJA DAN PERKEMBANGANNYA


1. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens (dalam bahasa Inggris: adolescence). Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolesens lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas. Menurut WHO (1995), yang dikatakan usia remaja adalah antara 10-18 tahun. Tetapi berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas masa remaja awal (10-13 tahun), masa remaja tengah (14-16 tahun) dan masa remaja akhir (17-19 tahun) (Depkes Jakarta I, 2010).


Secara Etimologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi remaja (adolescene) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meneyebut kaum muda (youth) untuk usia 15 sampai 24 tahun. Sementara itu menurut The Health Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11 sampai 21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal  (11-14 tahun); remaja menengah (15-17 tahun); dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young people) yang mencakup usia 10 sampai 24 tahun (Kusmiran, 2011).


2. Perkembangan Remaja
            Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling terkait, berkesinambungan, dan berlangsung secara bertahap. Perkembangan merupakan suatu proses di mana perubahan-perubahan dalam diri remaja akan diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga remaja tersebut dapat berespons dalam menghadapi rangsangan-rangsangan dari luar dirinya. Yang paling menonjol dalam tumbuh kembang remaja adalah adanya perubahan fisik, alat reproduksi, kognitif, dan psikososial (Depkes Jakarta I, 2010).

      Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada remaja meliputi aspek perubahan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan psikososial.

a. Perubahan Fisik
            Perubahan fisik dan psikologis remaja disebabkan oleh adanya perubahan hormonal. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang dikontrol oleh susunan saraf pusat, khususnya di hipotalamus. Beberapa jenis hormon yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah hormon pertumbuhan (growth hormone), hormon gonadotropik (gonadotropic hormone), estrogen, progesteron, serta testosteron.

Aspek perubahan fisik pada remaja adalah sebagai berikut:
a) Percepatan berat badan dan tinggi badan
     Selama 1 tahun pertumbuhan, tinggi badan laki-laki dan perepuan rata-rata meningkat 3,5-4,2 inci. Berat badan juga meningkat karena ada perubahan otot pada laki-laki dan penambahan lemak pada perempuan.
b) Perkembangan karakteristik seks sekunder
     Selama masa pubertas terjadi perubahan kadar hormonal yang mempengaruhi karakteristik seks sekunder, seperti hormon androgen pada laki-laki dan estrogen pada perempuan. Karakteristik sekunder pada perempuan meliputi pertumbuhan bulu rambut pada pubis dan ketiak, serta menarche atau menstruasi pertama. Sedangkan pada laki-laki terjadi pertumbuhan penis, pembesaran skrotum, perubahan suara, pertumbuhan kumis dan janggut, meningkatnya aktivitas kelenjar sehingga menimbulkan jerawat.
c) Perubahan bentuk tubuh
     Pada laki-laki perubahan bentuk tubuh seperti bentuk dada yang membesar dan membidang, serta jaku lebih menonjol. Sedangkan perubahan bentuk tubuh pada perempuan seperti pinggul dan payudara yang membesar, serta keadaan puting susu yang menjadi lebih menonjol.
Beberapa hal penting yang terkait dengan perubahan fisik pada remaja di antaranya adalah sebagai berikut:

1)  Tanda-tanda vital: nadi berkisar antara 55-110x/menit, pernafasan berkisar antara 16-20x/menit, dan tekanan darah berkisar antara 110/60-120/76 mmHg.
2)   Berat badan bervariasi, untuk laki-laki terjadi kenaikan 5,7-13,2 kg dan perempuan 4,6-10,6 kg.

3)      Tinggi badan terjadi kenaikan 26-28 cm pada laik-laki dan perempuan 23-28 cm.
4)      Keadaan gigi lengkap.

5)      Tajam penglihatan 20/20.

6)      Pertumbuhan organ-organ reproduksi.

7)      Pertumbuhan tulang dua kali lipat.

8)      Peningkatan massa otot dan penimbunan lemak.

9)      Pada kulit terjadi peningkatan munculnya jerawat.
10) Pertumbuhan rambut pada aksila, rambut pubis, dan rambut wajah pada laki-
      laki.

b. Perkembangan  Kognititf
                   Menurut teori Piaget, prinsip perkembangan kognitif terjadi melalui empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, tahap paraoperasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal (remaja dan dewasa). Perkembangan kognitif berdasarkan tahapan perkembangan remaja di antaranya sebagai berikut:
a) Remaja awal
                   Pada tahapan ini, remaja mulai berfokus pada pengambilan keputusan, baik di dalam rumah ataupun di sekolah. Remaja mulai menunjukkan cara berpikir logis, sehingga sering menanyakan kewenangan dan standar di masyarakat maupun di sekolah. Remaja juga mulai menggunakan istilah-istilah sendiri mempunyai pandangan, seperti: olahraga yang lebih baik untuk bermain, memilih kelompok bergaul, pribadi seperti apa yang diinginkan, dan mengenal cara untuk berpenampilan menarik.

b) Remaja menengah
                   Pada tahapan ini terjadi peningkatan interaksi dengan kelompok, sehingga tidak selalu tergantung pada keluarga dan terjadi eksplorasi seksual. Dengan menggunakan pengalaman dan pemikiran yang lebih kompleks, pada tahap ini remaja sering mengajukan pertanyaan, menganalisis secara lebih menyeluruh, dan berpikir tentang bagaimana cara mengembangkan identitas “Siapa saya?”. Pada masa ini remaja juga mulai mempertimbangkan kemungkinan masa depan, tujuan, dan membuat rencana sendiri.

c) Remaja akhir
                   Pada tahap ini remaja lebih berkonsentrasi pada rencana yang akan datang dan meningkatkan pergaulan. Selama masa remaja berakhir, proses berpikir secara kompleks digunakan untuk memfokuskan diri pada masalah-masalah idealisme, toleransi, keputusan intik karier dan pekerjaan, serta peran orang dewasa dalam masyarakat.

c. Perkembangan psikososial
              Masa remaja juga merupakan masa transisi emosional, yang ditandai dengan perubahan dalam cara melihat dirinya sendiri. Sebagai remaja dewasa, intelektual dan kognitif juga mengalami perubahan, yaitu dengan merasa lebih dari yang lain, cenderung bekerja secara lebih kompleks dan abstrak, serta lebih tertarik untuk memahami kepribadian mereka sendiri dan berperilaku menurut cara mereka.
              Transisi sosial yang dialami oleh remaja ditunjukkan dengan adanya perubahan hubungan sosial. Salah satu hal yang pnting dalam perubahan sosial pada remaja adalah meningkatnya waktu untuk berhubungan dengan rekan-rekan mereka, serta lebih intens dan akrab dengan lawan jenis mereka.
              Perkembangan psikososial terdiri atas delapan tahap. Dari tahapan-tahapan tersebut, remaja melalui lima di antaranya. Lima tahapan yang dilalui remaja tersebut adalah sebagai berikut:
a) Kepercayaan (trust) versus ketidakpercayaan (mistrust)
                   Tahapan ini terjadi dalam 1-2 tahun awal kehidupan. Anak belajar untuk percaya pada dirinya sendiri maupun lingkungannya. Anak merasa bingung dan tidak percaya, sehingga dibutuhkan kualitas interaksi antara orang tua dan anaknya.

b) Otonomi (autonomy) versus rasa malu dan ragu (shame and doubt)
                   Bagi kebanyakan remaja, membangun rasa otonomi atau kemerdekaan merupakan bagian dari transisi emosional. Selama masa remaja terjadi perubahan ketergantungan, dari ketergantungan khas anak-anak ke arah otonomi khas dewasa. Misalnya: remaja umumnya tidak terburu-buru bercerita kepada orang tua ketika merasa kecewa, khawatir, atau memerlukan bantuan.

c) Inisiatif (initiative) versus rasa bersalah (guilt)
                   Tahapan perkembangan psikosoial ini terjadi pada usia pra-sekolah dan awal usia sekolah. Anak cenderung aktif bertanya untuk memperluas kemampuannya melalui bermain aktif, bekerja sama dengan orang lain, dan belajar bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukannya.

d) Rajin (industry) versus rendah diri (inferiority)
                   Pada tahapan perkembangan ini terjadi persaingan di kelompoknya. Anak menggunakan pengalaman kognitif menjadi lebih produktif dalam grupnya. Di sini anak belajar untuk menguasai  keterampilan yang lebih formal. Anak mulai terasah rasa percaya dirinya, mandiri dan penuh inisiatif serta termotivasi untuk belajar lebih tekun.

e) Identitas (identity) versus kebingungan (identity confusion)
                   Remaja belajar mengungkapkan aktualisasinya untuk menjawab pertanyaan, “Siapa saya?”. Mereka melakukan tindakan yang baik sesuai dengan sistem nilai yang ada. Namun demikian, sering juga terjadi penyimpangan identitas, misalnya: melakukan percobaan tindakan kejahatan, melakukan pemberontakan, dan tindakan tercela lainnya. Pada waktu remaja, identitas seksual baik laki-laki maupun wanita dibangun, dan secara bertahap mengembangkan cita-cita yang diinginkan.

Untuk tahap selanjutnya yaitu: tahap keintiman (intimacy) versus isolisasi (isolation); generativitas (generativity) versus stagnasi (stagnation); dan integritas (integrity) versus keputusasaan (despair), akan dilalui pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya (Depkes Jakarta I, 2010).

3. Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja ada sepuluh, yaitu:
1.    Mencapai hubungan sosial yang matang dengan teman sebaya.
2.    Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing.
3.    Menerima kenyataan (realitas) jasmaniah dan menggunakannya seefektif mungkin.
4.    Mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya.
5.    Mencapai kebebasan ekonomi.
6.    Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atau jabatan.
7.    Mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah tangga.
8.    Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat.
9.    Memperlihatkan tingkah laku yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan.
10.  Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam tindakan-tindakannya dan sebagai pandangan hidup (Widyastuti, 2009).

Semoga bermanfaat.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes Jakarta I, 2010
            Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Salemba Medika, Jakarta

Kusmiran, Eny, 2011
            Kesehatan Remaja dan Wanita. Salemba Medika, Jakarta

Widyastuti, Yani et al, 2009
            Kesehatan Reproduksi. Fitramaya, Yogyakarta

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

Silakan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini, terima kasih.