Seputar Kesehatan dan Keperawatan by Nanda Deka Pratama. Powered by Blogger.

MENSTRUASI



Konsep Menstruasi



Pengertian Menstruasi
              Menstruasi adalah siklus reproduksi pada wanita. Siklus tersebut sangat kompleks, meliputi psikologis, panca indera, korteks serebri, hipofisis (ovarial aksis), dan endrogen (uterus-endometrium, dan alat seks sekunder) (Manuaba, 2009). Menstruasi ditandai dengan perdarahan periodik sebagai bagian integral dari fungsional biologis wanita sepanjang siklus kehidupannya, terjadi mulai dari menstruasi pertama (menarche) sampai pada masa menopause. Pada wanita biasanya pertama kali mengalami menarche pada umur 12-16 tahun (Kusmiran, 2011).
              Proses terjadinya menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor hormon, enzim, vaskular, dan prostaglandin.
1. Faktor Hormon
Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya menstruasi pada seorang wanita yaitu:
a. Folicle Stimulating Hormone (FSH) yang dikeluarkan oleh hipofisis
b. Estrogen yang dihasilkan oleh ovarium
c. Luteinzing Hormone (LH) yang dihasilkan oleh hipofisis
d. Progesteron yang dihasilkan oleh ovarium.
2. Faktor Enzim
Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel  yang berperan dalam sintesis protein yang mengganggu metabolisme sehingga melibatkan regresi endometriun dan perdarahan.
3. Faktor Vaskular
Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium, ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena, dan hubungan di antara keduanya. Dengan regresi endometrium, timbul statis dalam vena-vena serta saluran-saluran yag menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematoma, baik dari arteri maupun vena.
4. Faktor Prostaglandin
Endometrium megandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan adanya desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada menstruasi (Kusmiran, 2011).

Siklus Menstruasi
              Siklus menstruasi normal terbagi menjadi empat fase, yaitu fase folikuler, fase ovulasi, fase luteal, dan fase menstruasi (Rayburn & Carey, 2001). Pengaturan siklus tersebut ditentukan oleh faktor psikologis dan umpan balik (feedback loop) estrogen dan progesteron. Long Feedback loop adalah umpan balik steroid hormon terhadap terhadap hipotalamus dan hipofisis. Short feedback loop langsung ke hipofisis untuk pengeluaran gonadotropin. Ultrashort feedback loop adalah pengaturan sendiri releasing hormone factor (Manuaba, 2009).
              Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 dan 30 hari), yaitu pada hari 1-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut, sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel de graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya hormon LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus, yaitu endometrium, yang habis terkelupas saat menstruasi. Selain itu, estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14. Waktu disekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus (Kusmiran, 2011).
              Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (corpus luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal. Selain itu, progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang. Pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometrium terhenti. Endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilah proses oogenesis kembali (Kusmiran, 2011).

Gangguan Menstruasi
              Dalam prosesnya, menstruasi juga seringkali mengalami gangguan. Gangguan tersebut dapat terjadi karena kelainan dari faktor kesehatan alat genitalia dan hormonal karena menstruasi atau haid merupakan perpaduan antara kesehatan alat genitalia dan rangsangan hormonal yang kompleks yang berasal dari mata rantai aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan tersebut dapat menimbulkan resiko patologis apabila dihubungkan dengan banyaknya kehilangan darah, mengganggu aktivitas sehari-hari, adanya indikasi inkompatibel ovarium pada saat konsepsi, atau adanya tanda-tanda kanker (Kusmiran, 2011).
              Beberapa bentuk kelainan menstruasi dan siklus menstruasi masa reproduksi aktif antara lain:
1. Kelainan tentang banyak dan lama perdarahan
a.  Hypermenorrhea (jumlah perdarahan lebih banyak dan dapat disertai gumpalan darah dan lamanya perdarahan lebih dari 8 hari).
b. Hypomenorrhea (jumlah perdarahan lebih sedikit dan lama perdarahan memendek kurang dari 3 hari).

2. Kelainan siklus menstruasi
a.  Polymenorrhea (siklus menstruasi memendek dari biasa yaitu kurang dari 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif tetap).
b.  Olygomenorrhea (siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama).
c.  Amenorrhea (keadaan tidak adanya menstruasi, dibedakan menjadi amenorrhea primer bila mencapai umur 18 tahun tidak menstruasi dan amenorrhea sekunder jika pernah menstruasi tapi berhenti 3 bulan berturut-turut).
3. Perdarahan di luar haid, (metroragia, yaitu perdarahan yang terjadi di luar haid dengan penyebab kelainan hormonal atau kelainan organ genitalia).
4. Keadaan lain berkaitan dengan menstruasi
a.  Premenstruasi syndrome/PMS (terjadi beberapa hari sebelum bahkan saat menstruasi berlangsung meliputi gangguan emosional, susah tidur, gelisah, sakit kepala, mual, muntah, bisa merasa depresi)
b.  Mastodinia atau Mastalgia (rasa tegang dan nyeri pada payudara menjelang menstruasi).
c. Dysmenorrhea (nyeri pada saat menstruasi) (Manuaba, 2009).


DAFTAR PUSTAKA

Kusmiran, Eny, 2011
            Kesehatan Remaja dan Wanita. Salemba Medika, Jakarta

Manuaba, Ida Ayu Sri Kusuma Dewi Suryasaputra et al, 2009
            Buku Ajar Ginekologi untuk Mahasiswa Kebidanan. EGC, Jakarta

Rayburn, William F & Carey, Christopher J, 2001
            Obstetri dan Ginekologi. Widya Medika, Jakarta

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

Silakan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini, terima kasih.