KOMUNIKASI PERAWAT DAN PASIEN
Komunikasi Perawat dan Klien
Pengertian Komunikasi Perawat-Klien
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dari kegiatan komunikasi. Kenyataannya,
memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari kehidupan kita,
tidak terkecuali yang berstatus sebagai perawat, yang tugasnya sehari-hari
selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu dengan pasien, sesama teman,
dengan atasan, dokter dan sebagainya. Maka komunikasi adalah sarana yang sangat
efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya
dengan baik
(Kariyoso, 1994).
Istilah
komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “communication”. Kata communication
ini sendiri berasal dari bahasa latin “communicare” yang artinya pemberitahuan
dan/atau pertukaran ide, dengan pembicara mengharapkan adanya pertimbangan atau
jawaban dari pendengar atau lawan bicara (Suryani, 2005).
Komunikasi
perawat-klien adalah proses pengiriman atau pertukaran informasi dan pesan dari
perawat ke pasien atau sebaliknya baik secara verbal maupun non verbal dengan
tujuan untuk mempengaruhi tingkah laku dan merespon dalam rangka membantu mengatasi
masalah klien (Mundakir, 2006).
Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi perawat-klien adalah
proses pengiriman pesan atau informasi dari perawat ke pasien dengan harapan
pasien memberikan respon balik dan melakukan perubahan terhadap dirinya
(Kariyoso, 1994; Suryani, 2005; Mundakir, 2006).
Komponen Dalam Komunikasi Perawat-Klien
Menurut
Karyowo dalam Musliha dan Siti Fatimah (2009), menyebutkan komponen komunikasi
terdiri dari :
1. Komunikator
Komunikator
(pemberi pesan), biasanya juga berarti tempat berasalnya sumber pesan. Dalam
proses keperawatan, perawat merupakan sumber pesan atau komunikator bagi
pasien.
2. Message
Message (pesan
atau berita) merupakan yang disampaikan oleh perawat melalui pembicaraan,
gerakan dan sebagainya. Dirumah sakit pesan ini biasanya berupa nasehat dokter
atau perawat pada pasien, hasil konsultasi pada status pasien, laporan, dan
sebagainya. Isi pesan ini juga yang menentukan untuk klien memberikan respon
dan mengubah perilakuya.
3. Channel
Media atau
sarana yang digunakan perawat untuk berkomunikasi dengan pasien, biasanya
menggunakan panca indra.
4. Komunikan
Komunikan
adalah penerima pesan atau obyek sasaran dari kegiatan komunikasi. Dalam proses
keperawatan, klien merupakan penerima pesan atau komunikan.
5. Feed back
Feed back
adalah umpan balik atau tanggapan, dan merupakan respon pasien terhadap pesan
yang disampaikan perawat.
Tujuan Komunikasi Perawat-Klien
Menurut
Mundakir (2006), secara umum tujuan komunikasi perawat-klien adalah:
1. Supaya
pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti oleh klien
Sebagai
komunikator, perawat perlu menyampaikan pesannya dengan jelas, lengkap, dan
sopan agar pasien bisa mengerti.
2. Memahami
klien
Sebagai
komunikator, proses komunikasi tidak akan berlangsung dengan baik bila perawat
tidak dapat memahami kondisi atau perasaan yang diinginkan pasien.
3. Supaya
gagasan dapat diterima oleh klien
Selain sebagai
komunikator, perawat juga sebagai edukator yaitu memberikan pendidikan
kesehatan pada pasien. Peran ini akan efektif dan berhasil apabila pesan yang
disampaikan oleh perawat dapat diterima dan dimengerti oleh klien.
4. Menggerakan
klien untuk melakukan atau merubah sesuatu
Mempengaruhi
orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita inginkan bukanlah hal yang mudah,
perlu adanya pendekatan-pendekatan yang jitu agar orang lain atau klien percaya
dan yakin bahwa apa yang kita harapkan merupakan hal yang bermamfaat untuk
klien atau komunikan.
Jenis komunikasi perawat-klien
1. Komunikasi
verbal
Yaitu
komunikasi yang dilakukan perawat-klien melalui kata-kata, bicara, maupun
tulisan. Salah satu komunikasi verba yang penting dalam keperawatan adalah
wawancara, yang merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data dari klien
yang spesifik.
2. Komunikasi
non verbal
Yaitu
komunikasi yang menggunakan mimik atau bahasa tubuh. Dalam berkomunikasi dengan
pasien, perawat harus menggunakan komunikasi non verbal juga, seperti gerak
tubuh, pandangan mata ke pasien, jarak dengan pasien, postur, dan ekspresi
wajah. Selain dengan menggunakan bahasa verbal,menggunakan mimik atau bahasa
tubuh lebih memudahkan klien untuk mengerti dan memahami dari maksud komunikasi
yang perawat sampaikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
perawat-klien
Menurut Potter
dan Perry (1993), proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Perkembangan
Agar dapat
berkomunikasi efektif dengan pasien, perawat harus mengerti pengaruh dari
perkembangan usia baik dari sisi bahasa maupun proses fikir dari pasien
tersebut. Karena tiap tahap perkembangan atau umur klien yang berbeda mempunyai
tingkat kemampuan memahami maksud dari isi komunikasi yang perawat sampaikan.
2. Persepsi
Persepsi
adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa, dan
dibentuk oleh harapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi antara perawat-pasien
dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi.
3. Nilai
Nilai adalah
standar yang mempengaruhi perilaku, sehingga penting bagi perawat untuk
menyadari nilai seseorang. Perawat perlu berusaha untuk mengetahui dan
mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat
dengan klien.
4. Latar
belakang sosial budaya
Bahasa dan
gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya, dan budaya ini juga
yang membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Klien sebagai manusia pasti
mempunyai budaya yang berbeda-beda antara yang satu dan yang lain.
5. Emosi
Emosi
merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Ekspresi emosi seperti
sedih, senang, dan terharu dapat mempengaruhi orang lain dalam berkomunikasi.
Perawat perlu mengkaji emosi klien dan keluarganya sehinnga perawat dapat
memberikan asuhan keperawataan yang tepat.
6. Jenis
kelamin
Setiap jenis
kelamin memiliki gaya komunikasi yang berbeda-beda. Menurut Tanned (1990);
dalam Nurjannah, I (2005), menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai
perbedaan gaya komunikasi.
7. Pengetahuan
Pasien yang
tingkat pengetahuannya rendah akan sulit berespon dengan pertanyaan mengandung
bahasa verbal dibanding dengan orang yang tingkat pengetahuannya tinggi. Jadi
perawat perlu untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien agar bisa berinteraksi
dengan baik.
8. Peran dan
hubungan
Gaya
komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan diantara orang yang berkomunikasi. Seorang
perawat berkomunikasi dengan teman sejawatnya pasti akan berbeda ketika
berkomunikasi kepada kliennya. Jadi seorang perawat harus bisa menggunakan gaya
bahasa yang berbeda-beda pada lawan bicaranya berdasarkan peran dan hubungan, terutama
dengan klien.
9. Lingkungan
Lingkungan
interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Lingkungan yang berisik
dan tidak ada privasi pasti akan mengganggu proses komunikasi perawat-klien.
10. Jarak
Jarak dapat
mempengaruhi proses komunikasi, jarak tertentu akan memberikan rasa aman, kejelasan
pesan, dan kontrol ketika berkomunikasi. Maka perawat perlu memperhitungkan
jarak berinteraksi dengan klien.
Terima kasih,
semoga bermanfaat.
1 comments:
Bagi gambar sampul yg hdnya dong min
Post a Comment